asal Engkau ridho
- al
- May 11, 2020
- 2 min read
Tiba-tiba aku diliputi oleh kesedihan yang luar biasa. Saat membaca surat at-taubah lalu di lanjutkan dengan surat yang menceritakan kisah nabi yunus. Di tengah-tengah aku tak kuasa menahan sendu ini. Entahlah, aku ingin menangis. Tiba-tiba saja pikiran itu menyerbuku, saat aku akhirnya meninggal dunia, tak lama lagi.
Saat suara adikku sedang belajar mengaji dengan mamak sebagai gurunya. Seakan-akan apa yang terjadi di dunia luar sana tidak terlalu penting lagi. Bahwa apa yang aku miliki sekarang—berada di rumah, di tengah-tengah keluargaku. Itu semua tampak nyata dan begitu jelas karunia-Nya. Ya Allah apabila engkau mengambil nyawaku sekarang, atau kelak. Tak masalah bagiku,

.
Dan kesenduan itu merasuk dengan jelas ke kepalaku, bayangan untuk kuliah di Luar Negeri yang tadi pagi saat aku bangun begitu kuat tekadku. Bulat.
Kini nampaknya semakin kabur. Apalagi untuk kelak menikah dengan orang yang aku cintai. Rasanya nyawa ini berada amat dekat dengan pemilik-Nya. Dan apalah aku. Sungguh aku merasa tak berdaya.
Ya Allah, ampuni segala dosa-dosaku. Aku masih amat sedikit beramal di dunia ini, bahkan gunungan dosaku kian meninggi. Angan-anganku yang ku gantungkan setinggi langit itu, masih lah belum seberapa aku perjuangkan.
Aku dalam kondisi sehat wal afiat sekarang, bahkan bacaan surat yunus ku tadi tak kuasa kau lanjutkan, aku ingin merekam perasaan khawatir ini.
Khawatir bila umurku tak akan lama lagi.
Khawatir bahwa aku belum cukup berbakti kepada orang tua.
Khawatir akan seagala-galnya.
Bahwa aku belum cukup,
Aku belum pantas mengahadap Rabb ku.
Ya Allah, bila jalan Mu yang lurus itu amat lebar dan luas. Ijinkan aku menapaki jalan lurus Mu hingga sampai tujuan. Jangan biarkan aku tersesat Ya Rabb. Sungguh setan itu musuh yang amat nyata bagiku. Laa haula wala quwata billah.
Semarang, 11 May 2020. 18.37
18 Ramadhan 1441 H
Comments